>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
♬ ozyhome
“ozyyyy yang ganteng paling ditunggu-tunggu dirumahhhh pulanggggggggggggggg Assalamulaikummmmmmmmmmm” teriak ozy dan sepertinya tidak ada yang menyahut, bukan karena nggak ada orang tapi mereka udah terbiasa dengar teriakan si tuyul kecil satu itu.
Ozy trus memasuk rumah dan sekarang dia ada di ruang keluarga, terlihat kakaknya sedang menonton TV dengan asik. Sebuah lampu terang menghiasi kepala ozy.
“gue kerja’in kak shilla ah” batin ozy
“kakkkkkkk shillaaaaaaaaaaaaaa jelekkkkkkkkkkkk adikmu yang gantenggggggggg pulanggggggg” teriak ozy tepat di telinga shilla, shilla yang sedang asik menonton langsung meremas tangan adiknya dan aksi perang diantara kakak beradikpun dimulai.
“hahahah, ampun kak ampunnn, kak nggak lagi-lagi deh,, hahaahha” shilla asik menggelitik ozy shilla tidak menanggapi rengekan ozy, dia trus menggelitik adiknya itu.
“ampun ampun, loe ngomong ampun sekarang trus besok loe teriak lagi kayak orang kesurupan, nggak ada ampun untuk loe sampai mama papa pulang” shilla masih menggelitik ozy
“kyaaaaaaaaaaaaaaa kakak ampun kak,, kelamaan nunggu papa dan mama, ahhaahhha kak shilla cantik ampunnnn” shilla tetap tidak melepaskan glitikannya hingga bibi pun datang
“aduh aduh non dan tuan kebiasaan tiap hari seperti ini, pusing deh bibi” bibi udah bekerja di rumah keluarga shilla dari shilla belum lahir, bibi sudah mereka anggap seperti keluarga bukan sebagai pembantu.
“hahahahha, bibi tolongggggggggggggggggggggggggggggggggggg” teriak ozy meminta pertolongan ke bibi
“usaha sendiri deh tuan” cengir bibi
“mampus loe nggak ada lagi yang bantu loe, ozy adik kak shilla yang juelekkkkkkkkkkkkkkk minta ampun” ozy hanya pasrah sampai kakaknya capek sendiri ( 2 jam kemudian)
“nggak capek loe kak,, ahahahahah udah dong kak gue lapar nihhh, habis makan aja deh kita lanjutnya” pinta ozy
“okeh kk juga lapar, awas loe kalau kabur ke rumah ray” ancam shilla, rumah ozy dan ray memang dekat bahkan sangat dekat, rumah mereka bersebelahan.
Ozy dan shilla pun makan malam berdua, yah tanpa orangtua mereka. Walaupun tanpa orangtua mereka, mereka tidak pernah merasa sedih karena mereka dapat mengisis kekosongan masing-masing. Orangtua mereka pulang saat mereka mau tidur mereka hanya bisa bertemu saat sarapan pagi saja.
“kak, ntar malam gue tidur sama kk yah, yahhhhhh kak?? Pleaseeeee” rengek ozy sambil melahap makanannya
“eh eh ada apa nih tumben loh, biasanya juga ogah masuk kamar gue”
“jelas aja gue ogah, kamar loe wangi banget bisa pingsan gue lama-lama di dalam”
“trus kalau ogah kenapa sekarang mau tidur sama gue?”
“pengen aja kakakku tayongggg, boleh yah?”
“hmmm okeh deh, tapi loe jangan ngompol yah?”
“yeh sialan loe kak, gue udah smp tau, mana mungkin gue ngompol” gerutu ozy, malam kian larut tiba saatnya semua insan kealam yang lebih indah
@kamar shilla
“wihhh udah lama gue nggak masuk kamar loh yah kak, selain wanginya bisa bikin orang mati nihh dinding kenapa pink semuaaaaa trus foto-foto dikamar kakak juga banyak banget..”ozy asik melihat sekeliling kamarnya, sudah 3 bulan dia tidak pernah masuk kamar shilla (ngapa’in aja sih ozy sampai nggak pernah masuk kekamar kakaknya, terlalu nih anak)
“kyaaaaa kok foto gue baby ada dikamar loe kak? Gue aja nggak pernah tau kalau gue penah berpose kayak gitu”
“berisik loe zy, loe mau tidur atau mau gue gelitik lagi nih” ancam shilla sedangkan ozy masih masih asik mengamati kamar kakaknya dan hari sudah menunjukkan jam 9 malam
“kak….”
“hmm”
“kak, sini bentar deh”
“apa’an sih loe zy, gue udah ngantuk nih” kata shilla malas dan bangkit dari tidurnya dengan langkah gontai menuju ozy
“hmmm” shilla sudah tiba di sebelah ozy yang sedang memegang sebuah bingkai foto dia dan teman-teman SMPnya
“ini siapa kak?” Tanya ozy menunjuk salah satu perempuan cantik, berkulit putih, dan sedikit chubby.
“oh itu teman SMP kakak, namanya sivia, kenapa loe naksir?” shilla menatap curiga adiknya
>>>>>>>>>>>>
Shilla sama ozy sebenarnya kembar Cuma shilla lebih dulu keluar baru deh nggak lama ozy. Dan mereka nggak satu sekolah tapi sama-sama kelas 3 SMP. Shilla nggak ikut les bimbel di tempat ozy melainkan di tempat lain yang sama dengan sivia.
>>>>>>>>>>>>
“yeh sembarangan, ozy Cuma cinta sama neng acha”
“acha lagi acha lagi, penasaran kakak sama si acha itu paling cantik kakak deh daripada acha” ledek shilla
“huhffffff cantikkan neng acha lahh, kakak tuh nggak ada apa-apanya di banding acha. gue Cuma pernah lihat dia di tempat bimbel dan ditempat bimbel gue ada anak baru kak, sumpah deh tuh anak makan apa sih, bibirnya nggak pernah bergerak kak kalau ditanya Cuma ngangguk kesel gue lama-lama sama dia trus gue lihat tuh anak baru di jemput naik mobil dan di mobil tuh ada ya diaaa sivia” cerita ozy menggebu-gebu sedangkan shilla ehhh malah molor tidurrrrr
“ye si kakak, orang cerita juga bukannya didengarin malah molor, huhf” ozy meletakkan kembali album foto milik kakaknya dan bersiap untuk tidur juga
@home debo
Setelah sampai di rumah, Debo langsung menyampaikan hal tersebut kepada orang tuanya. Yahh mereka sangat kaget dengan apa yang debo ceritakan, seorang pemilik bimbel terkenal meminta anak seorang penjual gado-gado untuk menikah dengan anak tunggalnya, ini semua mustahil seperti mimpi.
Tapi ini semua bukan mimpi untuk keluarga debo, mereka semua terlihat bingung tidak tahu harus berbuat apa karena semua ini adalah masa depan debo, debo yang menjalanin jadi debo lah yang menentukan.
“kak, aku tau kakak tau apa yang terbaik untuk keluarga kita” kata oik
“de, nikah itu sekali seumur hidup jadi pilihlah pasangan yang terbaik yang bisa membantumu menyelesaikan semua masalahmu, baik debo dalam keadaan senang atau susah dia harus selalu ada di samping kamu de” nasehat kak Zahra
“semuanya terserah kamu de, ibu hanya bisa mendo’akan yang terbaik untuk anak-anak bunda” kata bunda halimah
“bapak yakin kamu tau jawabannya de” kata bapak debo
Debo bingung, sangat bingung saat ini. Keluarga mereka tidak memberikan jawaban ya atau tidak, itu membuat debo semakin bingung.
“apa gue cerita sama cakka dan obiet aja, yah gue harus minta pendapat sama mereka” batin debo
@paginya di sekolah
Debo masuk kekelas dan tepat kedua sahabatnya sudah datang, dengan segera debo menceritakan bagaimana pengalaman dia mengajar bimbel ditempat yang terkenal itu dan debo juga menceritakan apa yang di minta bu ira pemilik bimbel.
“apa de loe mau nikahhhhhhhhhhh” teriak cakka yang membuat murid-murid dikelas melihat kearah mereka
Semua murid sibuk berbisik-bisik tentang apa yang baru saja mereka dengar. Di luar kelas debo ada 2 orang perempuan yang akan masuk kelas tapi langkah mereka terhenti ketika mendengar apa yang baru saja cakka katakana. Salah satu perempuan itu berlari menuju taman sudut sekolah yang mulai tidak terurus lagi.
“gitaaaa,, tunggu gue” teriak agni
Mereka berdua sudah berada ditaman saat ini
“ag, gue gueeee huaaa” gita memeluk agni saat itu dan dia mengeluarkan air mata yang tidak sedikit
“nangis aja git kalau loe mau nangis” kata agni halus terhadap gita
Sudah 10 menit gita menangis di pelukkan agni, dan untung saja tidak ada murid yang bolak balik di sana, kalau ada mereka bisa berpikir yang aneh-aneh kalau melihat adegan itu.
“udah nangisnya?” Tanya agni pelan, gita hanya mengangguk
“guee masih nggak percaya apa yang baru gue dengar ag”
“jangan terlalu dipikirin git, loe tau cakka kan dia itu selalu ngawur kalau bicara”
“gue tau tapi nggak mungkin untuk masalah sebesar itu dia main-main ag”
“kita lihat aja nanti yah git, debo kan juga masih SMA jadi nggak mungkin dia mau cepat-cepat nikah lagi’an loe ingatkan kalau dia mau kuliah dan jadi orang sukses dulu”
“semoga aja loe bener ag, gue belum siap kalau harus kehilangan debo, gue sayang sama dia” kata gita, dan saat mereka sedang berbicara tidak sengaja anak laki-laki atau tepatnya salah satu sahabat debo mendengar apa yang mereka berdua bicarakan.
“jadiii gita suka sama debo hmm giman nih, apa gue cerita ke debo yah?” batin obiet
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Debo sudah memikirkan matang-matang apa yang harus dia lakukan, apa jawaban yang akan dia berikan kepada bu ira pemilik bimbel yang terkenal dan meminta dia untuk menikah dengan anak semata wayangnya. Jawaban debo adalah “YA”. Tidak henti-hentinya orang tua Debo memberikan selamat dan mendo’akannya agar apa yang diinginkan bisa tercapai dan itu adalah keputusan yang terbaik.
Debo segera menelepon bu ira, yah dia menelepon bu ira dengan menggunakan handphone yang cukup mahal bahkan mungkin sangat mahal. Dengan gaji debo sebulan saja itu mungkin tidak akan cukup. Handphone itu dari bu ira, bu ira mengatakan kalau itu adalah bonus karena banyak siswa bimbelnya yang suka dengan cara mengajar debo. Debo ingin menolak tapi bu ira mengancam akan memecatnya kalau menolak pemberiannya.
Keesokan harinya, pagi–pagi Debo dan Keluarganya sudah dijemput dengan sopir bu ira.
Oik terlihat sangat senang ketika naik mobil, karena baru pertama kalinya Oik naik mobil berAC. Kak Zahra mengusap-usap kedua tangannya.
“Kenapa kak?” Tanya Debo
“Dingin banget de” jawab kak Zahra.
“Pak tolong dikecilin dikit yah pak AC nya” Pinta Debo.
“Iya den” kata Sopir.
“Bapak tadi bilang apa pak? Den? Nama saya Debo pak.” Kata Debo memperjelas.
“Maaf den, mulai sekarang saya harus memanggil dengan sebutan den karena den Debo mulai sekarang adalah bagian dari keluarga bu Ira” jawab pak Sopir.
“hm.. ya udah terserah bapak saja, gimana bagusnya” Jawab Debo sopan.
“baik den” kata pak Sopir.
Saat mereka tiba di sana, bu Ira sudah ada di depan rumahnya dan mempersilahkan mereka masuk. Ketika masuk, Debo melihat putri bu Ira. Dia menggunakan gaun berwarna putih selutut, kulitnya begitu putih bersih, rambutnya dibiarkan tergurai hanya jepit kecil menghiasi rambutnya yang lurus tapiiiiii ada sedikit yang mengganggu pemandangan. Yah bekas lahir berwarna biru di pipi gadis itu.
Gadis itu itu terlihat sangat malu dilihat seperti itu, ia segera hendak kekamar tetapi Debo reflex memegang tangan anak itu. Yah saat itu debo lah yang ada di sebelahnya, entah apa yang membuat debo memegang tangan gadis itu.
“Mau kemana? Tamu baru datang kok ditinggal, nggak sopan tau” kata Debo dengan senyum paling manis ke gadis itu.
“silahkan duduk” pinta bu Ira.
“makasih” kata bu Halimah.
“Maaf bu ini anak ibu?” kata bu Halimah sopan.
“i…i.iya” kata bu Ira.
“Anaknya cantik yah bu, walaupun maaf yah bu tapi anak ibu tetap terlihat cantik kok” kata bu Halimah.
“makasih bu, sebelumnya saya minta maaf dengan kondisi anak saya, saya hanya ingin yang terbaik bisa mendampingi anak saya, dan saya lihat itu ada pada anak ibu Debo” kata bu Ira.
“Terima kasih bu karena telah memilih anak saya, semuanya saya kembalikan ke Debo karena dia yang menjalani hidupnya” kata bu Halimah.
Bapak Debo, kakak Zahra dan Oik hanya diam saja. Mereka tidak mau ikut campur masalah ini, karena debo lah yang menjalani hidupnya.
“O.. Iya kita belum kenalan. Nama kamu siapa? Nama saya Andryos Aryanto” kata Debo sambil memberikan tangannya ke gadis itu.
“Nama saya Alyssa Saufika Umari panggil Ify saja” kata Ify dengan kepala masih tertunduk.
“ Kenapa nunduk? Kata guru saya kalau kita sedang berbicara harus menatap lawan bicara atau melihat matanya. Kalau kita nundung itu namanya tidak menghormati lawan bicara” kata Debo dengan lembut.
Ify pun mengangkat kepalanya dan tersenyum kepada semua orang, merekapun balas tersenyum. Dengan bijak, Debo mengatakan bahwa ia bersedia menikahi putri bu Ira. Orang tua Debo ikut setuju. Bu Ira sangat senang sekali dengan perkataan Debo. Keluarga Debo pun berpamit pulang dengan bu Ira dan Ify. Hari itu Ify sangat senang, dia tidak bisa bagaimana harus melukiskan perasaannya saat itu. Bu Ira juga ikut senang melihat anaknya juga senang.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>